ShoutMix chat widget

Pages

Jumat, 01 April 2011

RESEP MASAKAN BEBEK GORENG TULANG LUNAK





Bahan:
  1. 1 ekor bebek
  2. ½ sdt ragi instan
  3. 450 ml santan
  4. 1 tangkai serai, memarkan
  5. 2 lembar daun salam
  6. 2 cm lengkuas, memarkan
  7. Minyak untuk menggoreng
Haluskan:
  1. 5 butir bawang merah
  2. 3 siung bawang putih
  3. 1 sdt ketumbar
  4. 4 butir kemiri
  5. 2 cm kunyit
  6. 2 cm jahe
  7. 1 sdt garam
  8. ½ sdt gula pasir
  9. Penyedap jika suka
Cara Membuat Resep Masakan Bebek Goreng Tulang Lunak:


  1. Tusuk-tusuk bebek dengan garpu, taburi ragi instan. Diamkan selama 4 jam. Lumuri ayam dengan bumbu halus, lalu diamkan lagi selama 1 jam.
  2. Masukkan bebek ke panci presto, tuang santan. Tambahkan serai, daun salam dan lengkuas. Masak selama 1 jam.
  3. Keluarkan bebek dari panci presto, lalu dinginkan. Potong-potong bebek, lalu goreng sampai matang. Angkat.

Original Indonesian Recipe: KAREDOK (Sundanese Salad)

 

 

Bahan

Untuk sausnya/bumbu

Cara membuat:

  • Haluskan cabai merah, bawang putih, cabai rawit, kencur, kacang tanah, gula jawa, garam, dan terasi, lalu tambahkan air asam dan air panas, aduk rata.
  • Masukkan semua bahan lainnya, aduk hingga rata, lalu taburi dengan emping goreng di atasnya.

Kamis, 24 Maret 2011

Pecel Madiun Goes Exclusive

PECEL, makanan khas Jawa Timuran yang udah go International. Udah lintas daerah, budaya dan strata. Semua orang pasti pernah ngincipin, mulai dari si Otong yg asongan kaki lima sampe para Jenderal Bintang Lima. Ke kota manapun juga, pasti ada yg jualan menu ini. Tapi cuman ada satu kota yg jadi simbol kedigdayaan pecel &  markas besar pecel terkenal, yakni Madiun.
Tapi sekarang ga usah repot2 ngacir ke Madiun lagi kalo mo makan pecel. Lha wong di Surabaya juga sdah ada. Waktu jaman masih perjaka ngekos, aku demen makan pecel di emperan. Murah, enak, wareg (kenyang,red). Typical Suroboyo banget lah yaw
Tapi gimana ceritanya kalo sajian pecel dikonsep ala gedongan dalam kemasan resto yang nyaman? Lengkap dengan AC yg suejuk, ruang makan yg luas dan ga perlu ndesel-ndeselan (sempit2an). Pasti ‘feel’-nya beda kan
Itu yg aku rasakan waktu bersantap di Nasi Pecel Madiun Yu’ Limboek. Lokasinya di jalan Tunjungan, salah satu jalan protokol yg termasyur di kota Pahlawan. Parkirannya luas banget. Begitu masuk ke dalam resto, ternyata juga ga kalah luasnya. Bisa nampung sekitar 120 tamu.
Kalo menu andalan disana ya so pasti Pecel Madiun (8.5K). Satu paket pecel, secara default berisi nasi hangat, lalapan, kering tempe, serundeng dan sayur pecel (kacang panjang, daun singkong, kecambah, bayam, kembang turi). Terus diguyur pake saos kacang dengan bumbu rahasia yang diklaim diracik dari kacang murni. Bumbunya bisa minta dipisah, sesuai selera masing2 aja. Plus lagi dikasi 2 sejoli krupuk, peyek kacang dan puli (kerupuk yg dibikin dari beras). Semuanya disajikan diatas pincuk (daun pisang) sehingga jadi lebih eksotis
Bumbu kacangnya memang beda pemirsa! *obsesi host tipi* Lalapan dan kecambahnya segar, masih kretes2. Tapi sayang sayur ijonya agak lemes, honeslty lebih suka yg ga terlalu lama direbusnya *ini selera pribadi sih* Mo nambah lauk lain? Ada daging empal, telur, dadar jagung, ayam, udang dll. Tinggal dipanasin pake microwave. Ini namanya pecel Hi-tech hehe
Peyek-nya juga beda. Kalo di Yu’ Limboek kerupuk peyeknya dibikin dengan dimensi yang lebar dan tipis. Otomatis menghasilkan peyek yg renyah dan kriuk2 dengan selingan  kacang tanah yg gurih.
Untuk dessert, ada pilihan Es Dawet (8.5K) khas Madiun untuk menyegarkan tenggorokan setelah menyantap pecel. Tekstur dawet yg kenyal2 berpadu dgn kuah santan, bubur sum-sum, ketan hitam, tape dan gula Jawa asli *jadi manis deh kayak saya*
Walaupun pecel jadi spesialisasi utama Yu’ Limboek, tapi primadonaku justru Iga Bakar (27.5K). Daging iga sapi pada dasarnya emang bagian yg sedap diolah jadi menu apa aja. Disini, Iga dibakar hingga matang dan dibumbui pake saus kacang. Tekturnya  -alamak- empuk banget. Kalo aku boleh lebay, Iga Bakar Yu’ Limboek bisa duduk selevel sama Konro Bakar Daeng Tata di Jakarta. Iga Bakar ini ditemenin ama kuah asem yg isinya juga pake kacang tanah.
Oya, tau toko oleh2 Wisata Rasa? Nah, itu juga satu kepemilikan dgn resto Yu’ Limboek ini. Sebagai nilai plus, abis makan pecel pulangnya bisa beli oleh2 disana. Sambil menyelam minum air gitu..
Dengan kemasan dan konsep beda kayak gini, Nasi Pecel bisa mengikuti jejak Nasi Padang yg populer seantero nusantara. Atau mungkin sepopuler salad Eropa? Why not

Lokasi :

Nasi Pecel Madiun Yu’ Limboek
Jl. Tunjungan no. 50, Surabaya
Telp. 031-5346861
Locate Jl. Tunjungan on Google Maps

Ragam Lumpia

Tentunya kita kenal jajanan gurih renyah dengan nama lumpia. Entah kenapa, kebanyakan orang Semarang “berkeras” menyebutnya lunpia. Dua-duanya benar. Lun atau lum berarti lunak atau lembut, bergantung pada dialek pengucapnya. Pia, seperti kita tahu, berarti kue. Dari penyebutan ini kita sebenarnya dapat menduga bahwa lumpia seharusnya tidak digoreng, melainkan basah.

Gwen, anak saya, semasa masih SMP di Los Angeles pernah kesal ketika sekolahnya menyelenggarakan festival kuliner. Setiap murid yang berasal dari negara-negara asing diminta membawa jajanan tradisional untuk dipertunjukkan dan dicicipi bersama. Gwen menampilkan lemper dari Indonesia. Temannya yang dari Filipina membawa lumpia yang diakuinya sebagai jajanan khas Filipina. Gwen langsung protes. Lho, bukankah itu asalnya dari Tiongkok dan di Indonesia pun populer?

Mudah-mudahan tulisan ini tidak lagi memicu perdebatan atas nama nasionalisme seperti tulisan terdahulu tentang kopi. Bila mengacu pada Wikipedia, jajanan yang dalam bahasa Inggris disebut spring roll ini lazim dijumpai di Tiongkok, Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Hanya di Filipina dan di Indonesia saja kudapan ini disebut lumpia. Di Vietnam disebut cha gio, sedang dalam bahasa Mandarin namanya adalah chun yuan – kadang-kadang diucapkan seperti chun juan atau chun cuen. Penamaan spring roll menurut etimologi berasal dari tradisi menyantap kue gulung (roll) ini pada Hari Raya Imlek yang juga lazim disebut Spring Festival. Ini adalah terjemahan langsung dari chun (musim semi) dan yuan (gulung).

Jadi, dari mana asal lumpia? Silakan Anda cari sendiri jawabnya. Yang jelas, di Indonesia dapat kita jumpai berbagai macam lumpia. Di Semarang ada lumpia yang isinya dibuat dari rebung, udang, dan telur. Hadir dalam versi goreng maupun basah. Bagi saya pribadi, ini adalah jenis lumpia yang paling saya sukai. Sayangnya, tidak semua lumpia semarang punya kualitas sama. Ada yang rebungnya beraroma amonia, sehingga membuat orang menjauh.

Di Jakarta ada lumpia yang mirip dengan lumpia semarang, tetapi rebungnya diganti bangkuang. Lumpia jakarta hampir selalu tampil dalam versi goreng. Cocolannya sambal kacang yang mirip dengan sambal untuk nasi uduk.

Di Bogor ada lumpia bakar yang sangat unik. Isinya mirip lumpia jakarta – yaitu bangkuang, ebi, telur – tetapi ditambah potongan tahu. Bentuknya seperti bantal segi empat, berukuran besar. Lumpia bogor dipanggang di atas besi panas, sehingga menghasilkan citarasa yang khas.

Di Medan, jenis lumpia yang populer disebut popiah – yaitu lumpia basah berukuran besar. Popiah bukan lagi jajanan atau kudapan, melainkan sudah merupakan makanan utama karena porsinya yang besar. Kalau tidak salah, makanan ini berasal dari suku Hokchia. Kulitnya seperti lumpia, tetapi lebih lebar. Isinya sangat kaya. Di rumah Yerline Oentoro, saya pernah disuguhi popiah paling mak nyuss yang isinya antara lain adalah: kepiting, udang, rebung, orak-arik telur, remukan kacang tanah, dan macam-macam lagi. Hasilnya adalah popiah yang gendut-gendut menggoda. 

Di kalangan masyarakat keturunan Indonesia di Negeri Belanda, lumpia juga merupakan jajanan populer. Karena di sana sulit mendapat rebung atau bangkuang, biasanya diisi dengan tauge, orak-arik telur, dan irisan ham.

Berbagai kreativitas pedagang makanan di Indonesia menampilkan lumpia berisi tauge, potongan kentang rebus, dan lain-lain. Di Indonesia kita juga punya jajanan bernama dadar gulung yang secara penampilan mirip lumpia. Dibuat dari semacam serabi tipis dari tepung beras atau terigu, biasanya memakai daun suji agar berwarna hijau, diisi dengan unti yang terbuat dari parutan kelapa dimasak dalam gula kelapa, kemudian digulung membentuk paket.

Kalau orang Italia mengaku bahwa spaghetti terinspirasi oleh mi yang dilihat Marco Polo ketika berkunjung ke Tiongkok, mungkinkah orang Belanda juga terpengaruh oleh lumpia ketika membuat jajanan yang kita kenal dengan nama risolles? Bedanya, risolles berisi ragu yang khas Belanda. Bisa juga keduanya merupakan koinsiden yang tidak perlu diperdebatkan dalam sejarah kuliner.

Di dunia kita memang menemukan berbagai sajian yang mirip lumpia. Samosa yang umum kita jumpai di India dan negara-negara Timur Tengah juga mirip lumpia, tetapi berbentuk tetrahidral dengan kulit yang lebih tebal, sehingga lebih renyah. Samosa diisi dengan kentang atau kambing cincang berbumbu kari.

Di Turki, dan juga negara-negara di sekitar Laut Tengah, ada semacam kebab yang digulung dalam roti tipis dan disebut durum kebab alias kebab gulung. Shawarma, jenis kebab lain yang dikemas dalam roti pita seperti kantung juga akhirnya tampil mirip lumpia atau burrito.

Pernahkah Anda makan burrito atau taco di restoran yang menyajikan masakan Meksiko? Bukankah burrito atau taco juga mirip lumpia secara bentuk dan konsep? Kemiripan burrito atau taco dengan lumpia membuat orang-orang Spanyol dan Meksiko menyebut lumpia sebagai tacos chinos.

Burrito dan taco adalah dua istilah yang dapat saling dipertukarkan. Ada juga yang bilang: kalau besar disebut burrito, kalau kecil dinamai taco. Pembungkusnya disebut tortilla, yaitu roti tipis yang dibuat dari gandum atau tepung jagung. Di restoran-restoran yang menyajikan masakan Meksiko di Amerika Serikat, kita selalu ditanya apakah menghendaki tortilla dari gandum atau dari jagung. Tortilla lebih tebal daripada kulit lumpia. Di atas tortilla diatur semua bahan isian, lalu digulung membentuk paket seperti lumpia. Pada umumnya, isi burrito adalah kacang merah (refried beans), irisan daging panggang (sapi atau ayam), guacamole (bubur alpukat), dan salsa (sambal tomat). Nasi goreng Meksiko juga sering dipakai sebagai isi untuk menggantikan refried beans. Ada juga yang isinya hanya refried beans dengan keju yang dilelehkan.

Burrito atau taco biasa disajikan sudah dalam bentuk tergulung. Tetapi, hampir semua sajian Meksiko selalu disajikan dengan tortilla. Artinya, kita boleh mengisi tortilla dengan lauk-pauk dan kemudian menggulungnya. Tortilla juga bisa dimakan seperti roti pendamping hidangan utama.

Dalam berbagai kunjungan ke Republik Rakyat China, saya justru tidak terlalu sering menjumpai lumpia. Yang paling sering justru ketemu kulit bebek peking yang garing renyah digulung dalam roti tipis dengan irisan ketimun, daun bawang, dan saus plum. Mirip lumpia, tetapi bukan lumpia.

Di Hong Kong, lumpia goreng merupakan salah satu sajian dim sum yang populer. Lumpia goreng juga sering tampil sebagai hidangan pembuka di restoran-restoran di Hong Kong.

Dalam pengamatan saya, justru masyarakat Vietnam-lah yang menggunakan lumpia sebagai makanan sehari-hari.             Yang paling terkenal bagi wisatawan adalah cha gio yang artinya lumpia babi cincang. Ukurannya kecil-kecil, sebesar jempol orang dewasa. Dapat dimakan sebagai hidangan pembuka, dengan cocolan sambal manis dari cabe merah dan bawang putih. Biasanya, supaya tidak terlalu machtig, cha gio dibungkus dulu dengan daun selada sebelum dicocol sambal dan disantap.

Di Vietnam, hampir semua sajian dihidangkan dengan banh trang (kulit lumpia, terbuat dari tepung beras atau tepung singkong) – mirip dengan tortilla yang menyertai hampir semua sajian Meksiko. Di meja makan tertebar piring-piring berisi bihun, berbagai jenis sayur, dan masakan daging atau ikan. Banh trang dibasahi dengan semprotan air, diisi dengan isian yang disukai, kemudian digulung seperti popiah.

Sekarang, di rumah kami hampir selalu tersedia banh trang karena terbukti merupakan cara makan yang menggembirakan bila cucu-cucu sedang berkumpul. Kadang-kadang – bila kakek mereka sedang tidak punya uang – isinya cuma bihun goreng dan ayam kukus yang disuwir-suwir. Sajian sederhana jadi istimewa karena “atraksi” gulung-menggulung yang sungguh menyenangkan.

Penulis: Bondan Winarno